Rabu, 21 November 2012

Mendidik Karakter Dengan Khuruj


Salah satu bentuk pendidikan karakter yang telah dilakukan dan memberikan dampak luar biasa bagi banyak orang, dengan metode khuruj yaitu dikeluarkannya manusia dari lingkungan yang selama ini membentuk karakter kurang baik, dimasukkan
kedalam sebuah lingkungan dengan suasana damai, suasana ilmu dan suasana akhlak ditempat yang baik dan suci yaitu dirumah Allah.

Bersatu dalam satu kelompok kecil, tua dan muda, kaya dan miskin, berbagai latar pendidikan, budaya, warna kulit, bahasa, daerah yang berbeda lebur menjadi satu, saling melayani dalam waktu yang telah ditentukan, bersilaturahmi menembus batas wilayah.
Acara makan bersama, ibadah bersama, saling memuliakan, bersilaturahmi ke rumah – rumah adalah beberapa program yang berdampak positif, menimbulkan rasa cohesiveness, persatuan dan persaudaraan.Bukankah ini yang kita impikan, setelah selama ini kita menyaksikan maraknya tawuran dan pertikaian antar kelompok.


Ini merupakan salah satu cara yang bisa diterapkan untuk membantu mengakrabkan berbagai kelompok, menyatukan berbagai perbedaan, menyadarkan bahwa kita semua bersaudara satu kesatuan yang seharusnya saling menguatkan dan membesarkan serta memuliakan.
Membentuk karakter para sahabat nabi yang mulia.
Khuruj adalah meluangkan waktu untuk secara total berdakwah, yang biasanya dari masjid ke masjid dan dipimpin oleh seorang Amir. Orang yang khuruj tidak boleh meninggalkan masjid tanpa seizin Amir khuruj. Tapi para karyawan diperbolehkan tetap bekerja, dan langsung mengikuti kegiatan sepulang kerja.
Sewaktu khuruj, kegiatan diisi dengan ta’lim (membaca hadits atau kisah sahabat, biasanya dari kitab Fadhail Amal karya Maulana Zakaria), jaulah (mengunjungi rumah-rumah di sekitar masjid tempat khuruj dengan tujuan mengajak kembali pada Islam yang kaffah), bayan, mudzakarah (menghafal) 6 sifat sahabat, karkuzari (memberi laporan harian pada amir), dan musyawarah. Selama masa khuruj, mereka tidur di masjid.

Kegiatan mereka sangat intens sekali di masjid, mereka hampir menghabiskan 70% waktunya adalah untuk menyampaikan ilmu kepada orang lain. Aktivitas Markas Regional adalah sama, khuruj, namun biasanya hanya menangani khuruj dalam jangka waktu 40 hari atau 4 bulan saja. Selain itu mereka juga mengadakan malam Ijtima’ (berkumpul), dimana dalam Ijtima’ akan diisi dengan Bayan (ceramah agama) oleh para ulama atau tamu dari luar negeri yang sedang khuruj disana, dan juga ta’lim wa ta’alum. Mereka biasanya mengundang tokoh dakwah dari luar dari daerahnya untuk memberikan pengajian di masjid yang sedang diadakan kegiatan berjama’ah.
Setahun sekali, digelar Ijtima’ umum di markas nasional pusat, yang biasanya dihadiri oleh puluhan ribu umat muslim dari seluruh pelosok daerah. Bagi umat muslim yang mampu, mereka diharapkan untuk khuruj ke poros markas pusat (India-Pakistan-Bangladesh/IPB) untuk melihat suasana keagamaan yang kuat yang mempertebal iman mereka. Disamping itu ijtima’ini juga berfungsi sebagai suatu sarana untuk mempersatukan umat islam dari segala penjuru secara utuh. Kekompakan dan kebersamaan mereka sangat menonjol sekali disini, merek tak Cuma menjamin dari segi keilmuan atau pengajian tapi juga mereka sangat mengharap agar umat islam bersatu. Pandangan yang merek lihat disana adalah bahwa umat islam akan kokoh jika bersatu, bukan terpecah belah.
Jama’ah tabligh mereka sama sekali tidak memandang dari golongan apa dan dari mana tapi asalkan dia muslim berarti harus diajak ke jalan yang benar sesuai tuntunan Islam yang khaffah.

B. Profesi Selain Sebagai Tokoh Dakwah
Kebanyakan anggota Jama’ah Tabligh memilih jalan hidup berwiraswasta. Karena tidak terlalu mengikat dengan tugas dakwah. Sebab, tugas utama manusia di dunia ini adalah menyeru atau mengajak orang (lain) pada jalan yang benar. “Kuntum khaira ummat……(Kalian diturunkan ke dunia adalah sebaik-baik umat, dan mempunyai tugas amar makruf nahi munkar),” ujar Amin mengutip al-Qur’an Surah Ali Imran, ayat 110.
Namun demikian Jama’ah Tabligh tidak berarti mengikat jamaahnya bekerja pada instansi lain. Kepada anggota Jama’ah Tabligh yang kebetulan bekerja pada suatu instansi yang memang terikat waktunya, soal khuruj tetap tidak bisa diabaikan. Namun jugayang penting bagi mereka adalah ikhlash. Keikhlasan merupakan suatu yang ditanamkan pada kalangan jamaah. Bagi mereka yang kebetulan terikat oleh waktu kerja pada instansi, bisa mengikuti program khuruj 3 hari dalam sebulan. Misalkan mereka berangkat Jum’at sore selepas kerja hingga Senin pagi – tanpa kembali ke rumah, mereka langsung menuju ke tempat kerjanya. Sehingga, dengan cara seperti ini, mereka tidak melupakan kerjanya. Mereka sangat aktif sekali dalam membagi waktu antara kedua ini.
Mereka tak pernah melalaikan khurujnya meski ada yang menjadi karyawan yang sangat terikat dengan waktu. Tapi di lain waktu mereka mengikuti program khuruj yang memang bagi jamaah yang memiliki kesibukan di luar. Artinya jamaah tabligh yang mereka tidak memandang siapa sosok umatnya pada intinya mereka sangat loyal dalam menjalankan kegiatan wajib jama’ah.

C. Fenomena Jama’ah Tabligh
Awalnya banyak orang yang kurang memahami tentang apa siapa Jama’ah tabligh itu. Keberadaan mereka pun dulu dipertanyakan bahkan di beberapa tempat daerah ada yang menganggap Jama’ah Tabligh sesat. Ada dari pada anggota jama’ah yang sempat mengalami pengusiran dan di tolak oleh masyarakat. Bahkan ketika sedang memberkan ceramah di masjid pernah di tangkap polisi.

Tapi apa yang menimpa mereka pada awalnya tidak menyurutkan langkah – langkah mereka. Mereka tetap berbuat dengan sangat bijak untuk dapat tetap meneruskan perjuangan syiar dakwah mereka. Kegiatan – kegiatan itu terus mereka disiplinkan dan pertahankan dan akhirnya membuat banyak orang yang memang sedang merasakan kekalutan menemukan tempat pelabuhan ketika mereka mengikuti khuruj. Mereka merasakan nikmtnya iman kepada Allah.
Hingga kini mulailah syiar dari jamaah tabligh mulai terdengar di telnga masayarakat lokal, bahkan internasional. Berbagai kisah mereka ukir menjadi identitas dari jama’ah ni dalam menggapai eksistensinya di antara organisasi Islam yang lain. Ada hal yang sangat menarik sekali menurut mereka yaitu mereka menolak atau dilarang untuk membincangkan soal politik dan Khilafiah karena kedua hal ini akan memicu perpecahan pada umat islam. .
Dalam kehidupan sehari-hari para anggota dibebaskan untuk mengikuti kegiatan politik yang menjadi pilihannya. Sementara organisasi Islam lainnya, mereka anggap sebagai kawan seperjuangan.
Keharusan khuruj itu didasarkan pada satu hadits Nabi yang berbunyi “apabila ummatku di akhir zaman mengorbankan 1/10 waktunya di jalan Allah, akan diselamatkan.” Maka setiap hari mereka juga harus menyisakan 2,5 jam waktu mereka untuk berdakwah.

Metode da’wah mereka berpijak kepada tabligh dalam bentuk targhib (memberi kabar gembira) dan tarhib (mengancam) serta sentuhan-sentuhan emosi. Mereka telah berhasil menarik banyak orang ke pangkuan iman. Terutama orang-orang yang tenggelam dalam kelezatan dan dosa. Orang-orang tersebut diubah ke dalam kehidupan penuh ibadah, dzikir dan baca Qur’an.
Jama’ah Tabligh selalu menjauhi pembicaraan masalah politik. Bahkan anggota Jama’ahnya dilarang keras terjun ke gelanggang politik. Setiap orang yang terjun ke politik mereka kecam. Barangkali inilah pokok perbedaan mendasar antara Jama’ah Tabligh dengan Jama’ah Islamiyyah yang memandang perlu berkonfrontasi menentang musuh-musuh Islam di Anak Benua tersebut.

D. 6 Azaz atau Sifat Ideologi Jama’ah Tabligh
Jama’ah Tabligh adl jama’ah Islam yg sumber utamanya adl Al-Qur’an dan Sunnah. Sedangkan thareqatnya Ahlussunnah wa al-Jama’ah. Jama’ah ini banyak dipengaruhi ajaran tasawuf dan thareqat seperti thareqat Jusytiyyah di India. Mereka mempunyai pandangan khusus terhadap tokoh-tokoh tasawuf dalam masalah pendidikan dan pengarahan. 6 Azas inilah yang kemudian mempengaruh prinsip kehidupanya yang sangat getol dalam berdakwah. 6 Azaz itu adalah:
1. Yakin terhadap kalimat Thoyyibah Laa ilaaha ilallah Muhammadur rasulullah.
- Artinya: Tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad utusan Allah.
- Laa ilaaha ilallah
- Maksudnya: Mengeluarkan keyakinan pada makhluk dari dalam hati dan Memasukkan keyakinan hanya kepada Allah di dalam hati.
cara mendapatkannya:
dakwahkan pentingnya iman
latihan dengan membentuk halakah iman
berdoa kepada Allah agar diberi hakikat iman.
Muhammadar rasulullah
Maksudnya: Mengakui bahwa satu-satunya jalan hidup untuk mendapatkan kejayaan dunia dan akhirat hanya dengan mengikuti cara hidup Rasulullah s.a.w.
cara mendapatkannya:
dakwahkan pentingnya sunnah rasulullah
latihan dengan menghidupkan sunnah 1×24 jam setiap hari
berdoa kepada Allah agar dapat mengikuti sunnah rasulullah.
2. Shalat khusyu’ dan khudu’.
Artinya: Shalat dengan konsentrasi batin dan rendah diri dengan mengikuti cara yang dicontohkan Rasulullah.
Maksudnya: Membawa sifat-sifat ketaatan kepada Allah dalam shalat kedalam kehidupan sehari-hari.
cara mendapatkannya:
dakwahkan pentingnya sholat khusyu’ wal khudu’
latihan dengan memperbaiki zhahir dan bathinnya sholat mulai dari wudhu, ruku’, gerakan serta bacaan2 dalam sholat
berdoa kepada Allah agar diberi hakikat sholat khusyu’ dan khudu’.
3. Ilmu ma’adz dzikr
Ilmu
Artinya: Semua petunjuk yang datang dari Allah melalui Baginda Rasulullah.
Dzikir
Artinya: Mengingat Allah sebagaimana Agungnya Allah.
Maksudnya Ilmu ma’adz dzikr:
Melaksanakan perintah Allah dalam setiap saat dan keadaan dengan menghadirkan ke-Agungan Allah mengikuti cara Rasulullah.
4. Ikramul Muslimin
Artinya: Memuliakan sesama Muslim.
Maksudnya: Menunaikan kewajiban pada sesama muslim tanpa menuntut hak kita ditunaikannya.
cara mendapatkannya:
dakwahkan pentingnya ikramul muslimin
latihan dengan memberi salam kepada orang yang dikenal maupun yang tidak dikenal menghormati yang tua, menghargai yang sesama, menyayangi yang muda.
berdoa kepada Allah agar diberi hakikat ikrakul muslimin.

5. Tashihun Niyah
Artinya:
Membersihkan niat.
Maksudnya:
Membersihkan niat dalam beramal, semata-mata karena Allah.
cara mendapatkannya:
dakwahkan pentingnya tashihun niyah
latihan dengan mengoreksi niat sebelum, saat dan setelah beramal.
berdoa kepada Allah agar diberi hakikat tashihun niat.
6. Dakwah dan tabligh khuruj fii sabiilillah
Dakwah
Artinya: Mengajak
Tabligh
Artinya: Menyampaikan
Maksudnya:
Memperbaiki diri, yaitu menggunakan diri, harta, dan waktu seperti yang diperintahkan Allah.
Menghidupkan agama pada diri sendiri dan manusia di seluruh alam dengan menggunakan harta dan diri mereka.
cara mendapatkannya :
dakwahkan pentingnya da’wah wat tabligh.
latihan dengan keluar di jalan Allah minimal 4 bulan seumur hidup, 40 hari setiap tahun dan 3 hari setiap bulan. kita tingkatkan pengorbanan dengan keluar 4 bulan setiap tahun, 10 hari setiap bulan dan 8 jam setiap hari.(ulama 1 tahun seumur hidup)

E. Adminitrasi dan donasi
Layaknya sebuah organisasi jamaah tabligh sebagai sebuah gerakan yang sangat besar tentunya juga berbasik yang tidak sembarangan. Kiprah jamaah ini sebagai seorang yang mengemban amanat dakwah sekaligus juga punya kewajiban untuk tetap menfkahi keluarga. Tapi kenapa ini tetap membuat mereka sedemikian hebatnya, dari beberapa informasi yang penulis peroleh mengenai bagaimana jama’ah tabligh mampu menggapai misi dakwah sedemikian hebat. Beberapa hal juga yang perlu kita ketahui mengenai rasa penasaran kita terhadap dakwah jamaah tabligh sekaligus menjawab pertanyaan teman – teman pada saat diskusi pada makalah jamaah tabligh saya yang pertama:
a. Mereka Mengelola dan Mengatur Pendanaan
Jama’ah Tabligh yang memiliki misi kedepan mereka ternyata memiliki semangat dan kesolidaritasan yang tinggi dalam persoalan pendanaan. Arah dan tujuan mereka sebagai jamaah tabligh itu juga sudah diselarasakan dengan kehidupan pribadi mereka. Anggota dari jamaah tabligh telah berhasil merekrut juga banyak sekali pengusaha – pengusaha besar bahkan kalangan pejabat juga artispun ada.

Dari sinilah kesadaran mereka anggota jamaah tabligh yang memiliki usaha seperti apapun mereka menyisihkan sebagian hasil usaha mereka untuk berdakwah. Anggota jamaah tablligh telah mengatur sebelumnya, bagaimana mereka harus bekerja untuk menafkahi keluarga dan untuk dapat menghidupkan dakwah mereka. Penghasilan yang mereka peroleh mereka nafkahkan juga untuk berdakwah.
Pantas saja bukan tanpa alas an Jamaah tabligh sangat berkembang pesat di tanah bumi ini. Solidaritas mereka sering kali mengadakan khuruj dengan biaya yang memang berasal dari donator – donator di tingkat daerah maupun pusat. Jadi bagi mereka tiada alasan untuk tidak sanggup untuk membujuk masyarakat yang beralasan tidak memiliki dana.pada saat khuruj juga mereka menggelar makan – makan bersama dengan manaruh makanan pada nampan untuk beberapa orang dari sini terlihatlah kebersamaan mereka yang amat kuat.

b. Mereka mengatur Nafkah Keluarga dan dakwah
Jamaah tabligh kadang dipandang sebelah mata mereka dianggap melalaikan tugas keluarga. Tapi dari beberapa informasi yang telah saya peroleh lain. Jamaah tabligh telah memperhitungkan Nafkah untuk keluarga serta berdakwah. Dari jamaah tersebut mereka bahkan sampai 7 kali keliling dunia (1995 ke Eropa, 1996 ke Australia, 1997 ke Afrika, dan ke beberapa negara di Asia). Kegiatan dakwah yang mereka lakukan tidak boleh di justifikasi mereka meninggalkan kepentingan dan tanggung jawab mereka sebagai kepala rumah tangga. Mereka ternyata tidak sesuai dengan apa yang kita kira yaitu dazkwah mereka mengabaikan keluarga walau harus sampai berdakwah keliling dunia itu bukan persoalan.
Sebelum mereka melaksanakan khuruj, keluarga mereka di rumah terlebih dulu dicukupi nafkahnya.Atau dengan cara lain yaitu mereka berkumpul bersamasebelumpergi untuk melaksanakan misi dakwah yang cukup memakan waktu bermi nggu, bulan ,dan bahkan tahun. Mereka berdakwah dengan menanggung semua biayanya masing – masing. Yaitu mereka membiayai dakwah nya dengan menyisihkan hasil usaha mereka untuk dakwah.

Setidaknya dalam sebulan ada 3 hari dan 40 hari dalam setahun yang disisihkan untuk khuruj. Jumlah waktu khuruj ini jika dibanding dengan waktu di rumah sebetulnya lebih banyak waktu yang diberikan untuk keluarga di rumah. Kalangan jamaah kita, lanjutnya, sudah paham. Sehingga, ketika ada keluarga, misalnya suami yang melakukan khuruj, istri dan anak di rumah sudah mafhum.
f. Pengikut dari Jamaah Tabligh
Pengikut dari kalangan selebritisdan tokoh penting
Banyak terdapat pengikut Tabligh dari kalangan orang-orang penting dan Ternama. Di Kalangan politisi, ada mantan Presiden Pakistan Rafiq Tarar, Menteri kepala Sindh Dr. Arbab Ghulam Rahim, mantan Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif, dan mantan Jendral Pakistan Javed Nasir secara aktif mengikuti kegiatan-kegiatan Tabligh. Di kalangan olahragawan, ada Shahid Afridi, Saqlain Mushtaq, Mushtaq Ahmed, Mohammad Yousuf, Inzamam-ul-Haq dan Saeed Anwar. Penyanyi terkenal seperti Junaid Jamshed dan Abrar-ul-Haq juga aktif dalam gerakan dakwah revolusi Islam ini. Politisi Ijaz-ul-Haq (anak dari Jendral Zia-ul-Haq) have juga terlihat beberapa kali bersama Jamaah Tabligh.
Di Indonesia, Tabligh juga telah menyentuh hati Sakti, personil band Sheila on 7. Pada tahun 2006, dia telah keluar selama empat bulan ke Markas International Tabligh di Nizzamudin, New Delhi, India. Dia telah berhenti bermusik, dan memilih menjalankan amalan amalan maqami dan amalan intiqali dengan sangat intensif.dari apa yang kemudian telah mereka dakwahkan ternyata dakwah mereka sangat efektif walaupun kita selama ini mengetahui bahwa jamaah tabligh tidak pandang bulu dalam mengamati mad’u nya tapi mereka hebat karena berhasil merekrut jamaah dari kalangan orang penting yang mereka sendiri jelas memiliki massa.

Markas internasional pusat tabligh adalah di Nizzamudin, India. Kemudian setiap negara juga mempunyai markas pusat nasional, dari markas pusat dibagi markas-markas regional/daerah yang dipimpin oleh seorang Shura. Kemudian dibagi lagi menjadi ratusan markas kecil yang disebut Halaqah. Kegiatan di Halaqah adalah musyawarah mingguan, dan sebulan sekali mereka khuruj selama tiga hari. Khuruj adalah meluangkan waktu untuk secara total berdakwah, yang biasanya dari masjid ke masjid dan dipimpin oleh seorang Amir. Orang yang khuruj tidak boleh meninggalkan masjid tanpa seizin Amir khuruj. Tapi para karyawan diperbolehkan tetap bekerja, dan langsung mengikuti kegiatan sepulang kerja.
Sewaktu khuruj, kegiatan diisi dengan ta’lim (membaca hadits atau kisah sahabat, biasanya dari kitab Fadhail Amal karya Maulana Zakaria), jaulah (mengunjungi rumah-rumah di sekitar masjid tempat khuruj dengan tujuan mengajak kembali pada Islam yang kaffah), bayan, mudzakarah (menghafal) 6 sifat sahabat, karkuzari (memberi laporan harian pada amir), dan musyawarah. Selama masa khuruj, mereka tidur di masjid.

Aktivitas Markas Regional adalah sama, khuruj, namun biasanya hanya menangani khuruj dalam jangka waktu 40 hari atau 4 bulan saja. Selain itu mereka juga mengadakan malam Ijtima’ (berkumpul), dimana dalam Ijtima’ akan diisi dengan Bayan (ceramah agama) oleh para ulama atau tamu dari luar negeri yang sedang khuruj disana, dan juga ta’lim wa ta’alum.
Setahun sekali, digelar Ijtima’ umum di markas nasional pusat, yang biasanya dihadiri oleh puluhan ribu umat muslim dari seluruh pelosok daerah. Bagi umat muslim yang mampu, mereka diharapkan untuk khuruj ke poros markas pusat (India-Pakistan-Bangladesh/IPB) untuk melihat suasana keagamaan yang kuat yang mempertebal iman mereka.
G .Beberapa Catatan Dan Manfaat Yang Dapat Di Ambil
Mereka memperluas diri secara horizontal kuantitatif. Tetapi mereka lemah dalam mencapai keunggulan kualitatif. Sebab mencapai keunggulan kualitatif memerlukan pemeliharaan dan ketekunan yg berkesinambungan. Inilah yg tidak dimiliki Jama’ah Tabligh. Sebab orang yg mereka dakwahi hari ini belum tentu akan mereka jumpai sekali lagi. Malah tidak jarang orang yg telah mereka dakwahi kembali lagi ke dalam kehidupan semula yg penuh gemerlapan dan kemewahan.
Orang-orang yg mereka dakwahi tidak diikat dalam satu struktur organisasi yg rapi. Ikatan lebih dititik beratkan kepada semacam kontak antar pribadi dgn da’i yg berlandaskan saling pengertian dan cinta kasih. Dalam kontek penegakan hukum Islam dalam kehidupan nyata dan dalam menghadapi aliran-aliran berfikir yg telah mengerahkan segala potensi dan kemampuan utk merusak dan memerangi Islam dan ummatnya gerakan ini sama sekali kurang memadai.
BAB III
KESIMPULAN
Dengan kita telah menelaah hingga sejauh ini maka dapat kita simpulkan mengenai Jamaah Tabligh bahwa Jama’ah Tabligh adalah sebuah jama’ah Islamiyyah yang da’wahnya berpijak kepada penyampaian (tabligh) tentang keutamaan-keutamaan ajaran Islam kepada setiap orang yang dapat dijangkau. Jama’ah ini menekankan kepada setiap pengikutnya agar meluangkan sebagian waktunya untuk menyampaikan dan menyebarkan da’wah dengan menjauhi bentuk-bentuk kepartaian dan masalah-masalah politik.
Dakwah jamaah tabligh mereka berhasil merekrut tokoh – tokoh penting juga kalangan artis menandakan dakwah mereka ini terbilang cukup berhasil. Meski kadang bagi orang yang belum akrab dengan jamaah ini mengecam tapi ada hal yang perlu kita ambil manfaatnya.
Oleh pendiri Jama’ah telah ditetapkan 6 prinsip yang menjadi asas da’wahnya yaitu:
1. Kalimah agung.
2. Menegakkan shalat.
3. Ilmu dan dzikir.
4. Memuliakan setiap Muslim.
5. Ikhlas.
6. Berjuang fi sabilillah.
Metode da’wah mereka menempuh jalan berikut :
1. Sebuah kelompok dari kalangan Jama’ah, dengan kesadaran sendiri, bertugas melakukan da’wah kepada penduduk setempat yang dijadikan obyek da’wah. Masing-masing anggota kelompok tersebut membawa peralatan hidup sederhana dan bekal serta uang secukupnya. Hidup sederhana merupakan ciri khasnya.
2. Begitu mereka sampai ke sebuah negeri atau kampung yang hendak dida’wahi, mereka mengatur dirinya sendiri. Sebagian ada yang membersihkan tempat yang akan ditinggalinya dan sebagian lagi keluar mengungjungi kota, kampung, pasar dan warung-warung, sambil berdzikir kepada Allah. Mereka mengajak orang-orang mendengarkan ceramah atau bayan (menurut istilali Jama’ah)
3. Jika saat bayan tiba, mereka semua berkumpul untuk mendengarkannya. Setelah bayan selesai, para hadirin dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok dipimpin oleh seorang da’i dari Jama’ah. Kemudian para da’i tersebut mulai mengajari cara berwudhu’, membaca fatihah, shalat atau membaca al-Qur’an. Mereka membuat halaqat-halaqat seperti itu dan diulanginya berkali-kali dalam beberapa hari.
4. Sebelum mereka meninggalkan tempat da’wah, masyarakat setempat diajak keluar bersama untuk menyampaikan da’wah ke tempat lain. Beberapa orang secara sukarela menemani mereka selama satu sampai 3 hari atau sepekan, bahkan ada yang sampai satu bulan. Semua itu dilakukan sesuai dengan kemampuan masing-masing sebagai realisasi firman Allah:
“Kalian adalah sebaik-baik ummat yang ditampilkan ke tengah-tengah manusia.” (Q.S, Ali ‘Imran : 110)
5. Mereka menolak undangan walimah (kenduri) yang diselenggarakan penduduk setempat. Tujuannya agar tidak terganggu oleh masalah-masalah di luar da’wah dan dzikir serta amal perbuatan mereka tulus karena Allah semata.
6. Dalam materi da’wah, mereka tidak memasukkan ide penghapusan kemungkaran. Sebab, mereka meyakini bahwa sekarang ini masih berada dalam tahap pembentukan kondisi kehidupan yang Islami. Perbuatan mendobrak kemungkaran, selain sering menimbulkan kendala dalam perjalanan da’wah mereka, juga membuat orang lari.
7. Mereka berkeyakinan, jika pribadi-pribadi telah diperbaiki satu persatu, maka secara otomatis kemungkaran akan hilang.
8. Keluar, tabligh dan da’wah merupakan pendidikan praktis untuk menempa seorang da’i. Sebab seorang da’i harus dapat menjadi qudwah dan harus konsisten dengan da’wahnya.
Demikian apa yang saya susun mudah – mudahan akan menjawab semua penasaran kita terhadap jamaah yang sangat mengejutkan kita di ini. Hendaknya kita perlu mnegambil manfaat dari setiap hal yang terjadi fenomena ini mudah – mudahan sanggup membangkitkan adrenalin kita khususnya para dai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar