Senin, 28 Januari 2013

Umat Terbaik Yang Pernah Dikeluarkan


Umat Terbaik Yang Pernah Dikeluarkan

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Imam Nawawi
Umat Islam merupakan umat yang terbaik. Di dalam Alquran ditegaskan, “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (QS [3]: 110).
Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda, “Kalian sebanding dengan 70 umat dan kalian adalah sebaik-baik dan semulia-mulia umat bagi Allah.” (HR Tirmidzi). Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyatakan, kemuliaan umat Islam tidak lain karena kemuliaan Nabi Muhammad SAW.
Nabi Muhammad adalah makhluk paling terhormat dan Rasul paling mulia di sisi Allah SWT. Beliau diutus Allah dengan syariat yang sempurna nan agung yang belum pernah diberikan kepada seorang Nabi dan Rasul sebelumnya.
Oleh karena itu, derajat terbaik dari kalangan umat Islam ini ada pada mereka yang konsisten mengikuti ajaran Rasulullah dengan terus-menerus melakukan amar makruf nahi mungkar sebagaimana telah diteladankan oleh manusia paripurna itu (QS al-Ahzab [33]: 21).
Amar makruf nahi mungkar tentu sangat luas cakupannya. Karena itu, setiap Muslim berpeluang untuk mengamalkan perintah agung tersebut. Amar makruf bisa diwujudkan dengan mengajak manusia pada keimanan dan ketakwaan dengan cara-cara yang telah disyariatkan oleh-Nya. (QS [16]: 125).
Sementara nahi mungkar bisa kita amalkan dengan cara mengajak umat Islam menjauhi hal-hal yang dapat mengundang kemurkaan Allah SWT. Dalam hal nahi mungkar, Rasulullah juga telah memberikan panduan yang sangat jelas untuk umatnya.
“Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, hendaklah dia mengubahnya dengan tangannya. Apabila tidak mampu, hendaklah dia mengubah hal itu dengan lisannya. Apabila tidak mampu lagi, hendaknya dia ingkari dengan hatinya dan itulah bentuk selemah-lemah iman.” (HR Muslim).
Berangkat dari hal itu, kriteria umat terbaik itu akan tetap kita miliki, hanya apabila kita mau melakukan amar makruf nahi mungkar secara beriringan. Tidak sekadar amar makruf tetapi tidak nahi mungkar. Atau, sekadar mencegah yang mungkar tetapi tidak mengerjakan yang makruf (kebaikan).
Imam Qatadah, sebagaimana dikutip Ibnu Katsir dalam tafsirnya, menjelaskan, suatu waktu Umar bin Khattab pernah berkata, “Barang siapa yang ingin menjadi bagian dari umat ini (umat terbaik), maka ia harus memenuhi syarat yang telah ditetapkan Allah dalam ayat tersebut.” (HR Ibnu Jarir).
Namun demikian, amar makruf dan nahi mungkar bisa berjalan efektif manakala umat Islam sendiri memang memiliki identifikasi diri yang pasti dengan ajaran Islam secara keseluruhan (kafah). Karena, mustahil sapu yang kotor bisa digunakan untuk membersihkan lantai yang juga kotor.
Rasulullah memerintahkan umatnya untuk konsisten mengikuti sunahnya. Jika tidak, dia ibarat penjual obat yang hanya bisa menawarkan obat penyembuh, tapi tidak bisa mengobati penyakitnya sendiri.
Apabila keteladanan itu jauh dari umat Islam maka tidak saja kegagalan yang akan diperoleh, tetapi juga kemurkaan Allah SWT (QS [61]: 3). Karena secara prinsip, amar makruf nahi mungkar, mensyaratkan keteladanan yang merupakan akar dari segala kemuliaan.
Redaktur: Heri Ruslan
sumber : http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/13/01/28/mhb3it-inilah-umat-yang-terbaik-itu

Kamis, 03 Januari 2013

DINDING RATAPAN.


Didinding itu mereka menangisi dosa-dosa mereka,meluahkan harapan, ratapan dan segalanya. Itulah tujuan mereka membuat FB.

Dan tanpa kita sadari, kita lebih banyak mengadu masalah di FB daripada mengadu kepada ALLAH SWT, lebih mengutamakan update status daripada shalat dan dzikir kepada ALLAH SWT.

Hati-hatilah sahabat, bisa-bisa kita nanti menjadi ''Tassyabuh'' atau menyerupai kaum lain (Yahudi). Nabi melarang dalam sabdanya:'' Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk dalam golongannya."
Oleh karena itu, jangan jadikan WALL FB sebagai tempat luahan perasaan seperti mereka. Tapi jadikanlah ia sebagai tempat membagi ilmu dan nasehat kebaikan kepada umat Nabi Muhammad SAW. Walaupun hanya kepada 1 orang.

Jadikan Wall FB sebagai media untuk menyebarkan dakwah. Jika anda belum percaya silahkan buka Google dan Search:'' Wailing Wall Of Israel''.

Mari kita renungkan.

'' Sungguh kalian akan mengikuti langkah2 orang2 sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta. Bahkan seandainya mereka masuk lubang biawakpun niscaya kalian ikut masuk pula kedalamnya. Para sahabat bertanya: 'Siapakan mereka itu Ya Rasulullah?'. Beliau menjawab:'' Ahli Kitab (Nasrani & Yahudi). ! Siapa lagi kalau bukan mereka? " [HR. Imam Bukhari]

Jadi postkanlah kata2 hikmah/nasehat/ ayat Al-Quran, Hadits, Ulama terdahulu tentang agama Islam.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda:

"Barang siapa mengajak kepada kebaikan, maka ia akan mendapat pahala sebanyak pahala yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Sebaliknya, barang siapa mengajak kepada kesesatan, maka ia akan mendapat dosa sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun."
(Shahih Muslim 2674-16)

Gunakan peluang Yahudi/Nasrani yang akan merusak umat Islam dengan membangunkan agama Islam melalui platform mereka.

Ini ilmu baru. Yuk kita amalkan dan dishare keteman yang lain.

Mari kita jalani kehidupan ini dengan ilmu dan iman
coba lihat link di bawah ini!!!

https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6443287942348856392#editor/target=post;postID=6053784802266607439
http://www.youtube.com/watch?v=5bKOUWt9MuU&feature=related

http://www.youtube.com/watch?v=KnQdxBrEXlA&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=KrBMi1RgPAQ&feature=related

Senin, 24 Desember 2012

Inilah anak-anak remaja Suriah berjihad di jalan Allah

Inilah anak-anak remaja Suriah yang tinggalkan cita-cita mereka untuk berjihad di jalan Allah

Samir Qutaini, anak remaja Suriah yang pernah bercita-cita menjadi pesepakbola internasional tak melanjutkan lagi sekolahnya dan lebih memilih menjadi pedagang di toko ponsel milik ayahnya, demi jihad.

Kisah Samir tidak seperti ribuan para remaja 17 tahun lainnya yang sebagian besar hidup bersenang-senang atau belum memiliki tujuan hidup. Samir di Suriah ini, ia berdagang ponsel demi membeli sebuah AK-47 untuk menjadi mujahid di jalan Allah.
"Satu hal yang Saya rindukan dari sekolah adalah bermain sepakbola dengan teman-teman saya," kata Samir kepada AFP. "Saya adalah gelandang tengah, dan benar saja, Saya mencetak gol. Impian saya adalah untuk bermain dengan (Lionel) Messi dan (Andres) Iniesta (para bintang Barcelona)."

Namun mimpinya itu harus ia lupakan karena ada hal yang lebih penting darinya. Kini Samir lebih sering bermain dengan senapannya.

Minggu, 23 Desember 2012

Sepatu Kickers dari Kulit Babi

Catut Label Halal, MUI Minta Sepatu Kickers dari Kulit Babi Ditarik dari Peredaran

Majelis Ulama Indonesia (MUI) minta produk sepatu Kickers dari bahan kulit babi ditarik dari peredaran. Apalagi di produk itu tercantum label halal. Padahal MUI tak pernah memberikan sertifikasi halal kepada Kickers.

Sebelumnya, seperti diberitakan, Winarto (48), seorang karyawan BUMD, melaporkan SW, direktur PT Mahkota Petriendo Indoperkasa, atas dugaan tindak pidana perlidungan konsumen ke Sentra Pelayanan Kepolisian Metro Jaya. Perusahaan itu diduga menggunakan kulit babi untuk produk sepatu Kickers.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, mengatakan dugaan kasus ini bermula dari pelapor bersama rekannya, Beni Hidayat, saat pergi ke sebuah pusat perbelanjaan di Senayan, Jakarta.

Begitu tiba di lokasi, pelapor dan Beni membeli sepasang sepatu merek Kickers yang saat itu sedang diskon 50 persen dengan harga Rp 449.500 dan Rp 484.500.

Sabtu, 22 Desember 2012

HATI_HATI Dakwah Merah Jambu

Dakwah Dusta - Dakwah Merah Jambu

Ada sebuah kisah cantik yang dikutip oleh Syaikh ’Abdullah Nashih ’Ulwan dalam Taujih Ruhiyah-nya. Kisah menarik ini, atau yang semakna dengannya juga termaktub dalam karya agung Ibnul Qayyim Al Jauziyah yang khusus membahas para pencinta dan pemendam rindu, Raudhatul Muhibbin.

Ini kisah tentang seorang gadis yang sebegitu cantiknya. Dialah sang bunga di sebuah kota yang harumnya semerbak hingga negeri-negeri tetangga. Tak banyak yang pernah melihat wajahnya, sedikit yang pernah mendengar suaranya, dan bisa dihitung jari orang yang pernah berurusan dengannya. Dia seorang pemilik kecantikan yang terjaga bagaikan bidadari di taman surga.


Sebagaimana wajarnya, sang gadis juga memendam cinta. Cinta itu tumbuh, anehnya, kepada seorang pemuda yang belum pernah dilihatnya, belum pernah dia dengar suaranya, dan belum tergambar wujudnya dalam benak. Hanya karena kabar. Hanya karena cerita yang beredar. Bahwa pemuda ini tampan bagai Nabi Yusuf zaman ini. Bahwa akhlaqnya suci. Bahwa ilmunya tinggi. Bahwa keshalihannya membuat iri. Bahwa ketaqwaannya telah berulangkali teruji. Namanya kerap muncul dalam pembicaraan dan doa para ibu yang merindukan menantu.

Jumat, 21 Desember 2012

Bintang-bintang yang menyibak kegelapan malam.


adzan
Oleh: A Ilyas Ismail
Pada suatu hari, Umar bin Khathab menemukan sahabat Muadz Ibnu Jabal sedang menangis di dekat makam Rasul.
“Ma Yubkika, ya Muadz?” (Apa yang membuatmu menangis, hai Muadz),” tanya Umar.
Jawabnya, “Aku teringat apa yang dikatakan oleh Rasulullah, sedikit riya adalah syirik. Siapa memusuhi kekasih Allah, Allah SWT murka dan menyatakan perang kepadanya.”
“Allah mencintai orang-orang takwa (al-atqiya’) yang menyembunyikan kebaikan (al-akhfiya’), yaitu orang-orang yang jauh dari popularitas tetapi hati mereka menjadi penerang alias pencerah alam jagat raya.” (HR Ibnu Majah).
Hadis ini membicarakan orang-orang dengan tingkat kemuliaan yang sangat tinggi. Mereka adalah orang-orang yang benar-benar tulus dalam agama, jauh dari sikap gembar-gembor dan popularitas.
Mereka sama sekali tak dikenal sebagai tokoh, publik figur, apalagi ulama besar. Tapi, jiwa mereka adalah mashabih al-huda, atau obor pencerahan, bak bintang-bintang yang menyibak kegelapan malam.
Mereka menjadi obor pencerahan lantaran memiliki kekuatan moral dan spiritual yang amat tinggi. Seperti hadis di atas, mereka setidak-tidaknya memiliki tiga kekuatan yang tidak dimiliki oleh orang lain atau manusia pada umumnya.
Pertama, iman dan akidah mereka benar dan kuat, terlepas dari unsur kemusyrikan, baik yang nyata (jaliy) maupun yang laten (khafiy). Jiwa mereka bersih dan terang lantaran tak ada kekuatan lain yang mendominasi jiwa mereka selain Allah SWT. Mereka lebih mencintai Allah ketimbang apa pun dan siapa pun juga (wa ahabba ila Allah min ma siwah).
Kedua, mereka adalah orang-orang yang senantiasa mendekatkan diri kepada Allah sehingga mereka dikasihi dan dicintai oleh Allah (wali Allah). Wali Allah adalah orang-orang yang beriman dan bertakwa (QS Yunus [10]: 62-63).
Dalam hadis sahih, wali Allah menunjuk kepada orang-orang yang mampu melaksanakan perintah-perintah Allah dengan sempurna, tak hanya yang berstatus wajib (al-mafrudhat), tetapi juga yang sunah (al-nawafil) sebagai tambahan keutamaan (fadhail). (HR Bukhari dari Abu Hurairah).
Ketiga, mereka adalah orang-orang yang tulus ikhlas dalam agama. Sembah sujud dan kebaikan yang mereka lakukan benar-benar karena Allah, tanpa pamrih dan tanpa ada motivasi lain yang bersifat duniawi.
Dengan tingkat ketulusan seperti ini, bagi mereka sama saja antara pujian dan cercaan manusia, tak ada yang bernilai selain perkenan dan rida Allah. Bukan watak dari orang-orang ini, mengingat-ingat kebaikan, apalagi menyebut-nyebutnya disertai caci-maki (al-mannu wa al-adza).
Dengan tingkat moralitas dan spiritualitas itu, tak heran bila mereka diberi keistimewaan oleh Allah SWT. Di antaranya, doanya selalu didengar dan diterima. (HR Bukhari dari Anas Ibnu Nadhar).
Secara kuantitas, jumlah sang pencerah ini memang tidak banyak. Tapi, kekuatan iman, ibadah, dan amal mereka membuat mereka menjadi pakubuwono, yaitu tiang penguat jagat raya.
Tanpa mereka, alam ini sudah lama ditenggelamkan oleh Allah SWT. Tentu, kita semua berutang budi kepada para pencerah ini. Wallahu a`lam.